Tak Mampu Beli Seragam Sekolah Baru, Bocah 12 Tahun Tewas Bakar Diri


Novi Christiastuti Adiputri - detikNews
Senin, 02/04/2012 09:01 WIB



Ilustrasi (The Tribune Express)
Islamabad, Sungguh tragis. Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun di Pakistan nekat membakar dirinya sendiri karena putus asa. Bocah ini kecewa karena orang tuanya tidak mampu membelikan seragam sekolah baru.

Kamran (12) melakukan aksi bakar diri pada 25 Maret 2012 di dekat tempat tinggalnya di desan Subhan Khwarh, distrik Charsadda, Pakistan. Siswa kelas 7 ini akhirnya tewas pada Jumat (30/3) waktu setempat karena luka bakar yang parah.

Menurut sang ibunda, Shandana Bibi, pada Sabtu (24/3) lalu putranya meminta untuk dibelikan seragam sekolah baru. Sebab Kamran hanya memiliki dua seragam sekolah dan salah satunya sedang ia kenakan.

"Putraku meminta uang untuk membeli seragam baru, tapi saya tidak bisa memenuhinya. Saya menolak untuk membelikan seragam baru karena saya tidak punya uang sama sekali, bahkan untuk membeli makanan, dari mana saya bisa mendapat uang untuk membeli seragam baru?" ujar Shandana kepada media Pakistan, The Express Tribune, Senin (2/4/2012).

Gara-gara permintaannya ditolak, lanjut Shandana, Kamran kemudian melakukan aksi bakar diri tersebut. Dijelaskan dia, putranya mendapatkan bensin dari pom bensin dekat rumahnya dan kemudian membakar dirinya dengan bensin tersebut.

"Kami melarikannya ke rumah sakit, di mana dia mengalami kondisi kritis selama 5 hari sebelum akhirnya meninggal dunia," tuturnya.

Sementara itu, kakak tertua Kamran, Saleem menuturkan bahwa keluarga mereka memang kurang mampu. Menurutnya, sang ayah nekat meminjam uang dari teman dan rekannya untuk pergi ke luar negeri dan mencari pekerjaan di sana. Sedangkan Saleem sendiri sudah 3 bulan terakhir menganggur.

"Kami tidak punya rumah, itulah kenapa kami tinggal di rumah bibi sekarang. Dokter bahkan menagih biaya perawatan Kamran sebesar 500 ribu rupee (sekitar Rp 50 juta) dan kami tidak punya uang sebanyak itu. Kami bahkan tidak punya uang untuk membeli makanan," ucapnya.

Pihak sekolah tempat Kamran belajar, mengaku prihatin dengan insiden ini. Sang kepala sekolah, Zakir Khan, menyebut Kamran sebagai murid pandai karena menduduki ranking kedua dari seluruh siswa di sekolah tersebut. Khan juga mengkritisi pihak rumah sakit yang masih menagih biaya perawatan yang sedemikian mahal.

"Karena kondisi keluarganya yang miskin, Kamran tidak mampu melanjutkan sekolahnya, jadi dia berhenti sekolah dan mulai mengumpulkan barang-barang bekas dengan pamannya, tapi saya mengizinkan dia kembali sekolah tanpa memungut biaya apapun karena dia merupakan aset bagi negeri ini," tutur Khan.

(nvc/vit)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Facebook Bisa Picu Perceraian

Hilangkan Kepikunan Dengan Metode Dansa

Cara Mengenali Warna Buah & Sayuran serta Manfaatnya